Layanan Informasi dan keamanan
Aspek keamanan informasi adalah aspek-aspek yang dilingkupi dan melingkupi keamanan informasi dalam sebuah sistem informasi. Aspek-aspek ini adalah :
- privasi/kerahasiaan, menjaga kerahasiaan informasi dari semua pihak, kecuali yang memiliki kewenangan;
- integritas, meyakinkan bahwa data tidak mengalami perubahan oleh yang tidak berhak atau oleh suatu hal lain yang tidak diketahui (misalnya buruknya transmisi data);
- otentikasi/identifikasi, pengecekan terhadap identitas suatu entitas, bisa berupa orang, kartu kredit atau mesin;
- tanda tangan, mengesahkan suatu informasi menjadi satu kesatuan di bawah suatu otoritas;
- otorisasi, pemberian hak/kewenangan kepada entitas lain di dalam sistem;
- validasi, pengecekan keabsahan suatu otorisasi;
- kontrol akses, pembatasan akses terhadap entitas di dalam sistem;
- sertifikasi, pengesahan/pemberian kuasa suatu informasi kepada entitas yang tepercaya;
- pencatatan waktu, mencatat waktu pembuatan atau keberadaan suatu informasi di dalam sistem;
- persaksian, memverifikasi pembuatan dan keberadaan suatu informasi di dalam sistem bukan oleh pembuatnya
- tanda terima, pemberitahuan bahwa informasi telah diterima;
- konfirmasi, pemberitahuan bahwa suatu layanan informasi telah tersedia;
- kepemilikan, menyediakan suatu entitas dengan sah untuk menggunakan atau mengirimkan kepada pihak lain;
- anonimitas, menyamarkan identitas dari entitas terkait dalam suatu proses transaksi;
- nirpenyangkalan, mencegah penyangkalan dari suatu entitas atas kesepakatan atau perbuatan yang sudah dibuat;
- penarikan, penarikan kembali suatu sertifikat atau otoritas.
Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Keamanan_informasi
LAYANAN CONTEXT-AWARE dan EVENT-BASE
Istilah context-awareness mengacu kepada kemampuan layanan network
untuk mengetahui berbagai konteks- konteks yang ada, yaitu sekumpulan
parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network
tersebut, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter yang
ada. Beberapa konteks yang dapat digunakan yaitu lokasi user, data dasar
user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user, dan berbagai
preferensi user lainnya. Sebagai contoh : ketika seorang user sedang
mengadakan rapat, maka context-aware mobile phone yang dimiliki user
menyimpulkan bahwa user sedang mengadakan rapat dan akan menolak seluruh
panggilan telepon yang tidak penting. Konteks location awareness dan
activity recognition yang merupakan bagian dari context-awareness
menjadi pembahasan dalam bidang penelitian ilmu computer pada saat ini.
Ada 4 kategori aplikasi context-awareness menurut Bill N. Schilit, Norman
Adams, dan Roy Want, yaitu :
Adams, dan Roy Want, yaitu :
1. Proximate selection.
adalah suatu teknik antarmuka yang memudahkan pengguna dalam memilih
atau melihat lokasi objek yang berada didekatnya dan mengetahui posisi
lokasi dari user itu sendiri. Ada dua variabel yang berkaitan dengan
proximate selection ini, yaitu locus dan selection dengan kata lain
tempat dan pilihan.
2. Automatic Contextual Reconfiguration
Aspek terpenting suatu kasus sistem context-aware adalah bagaimana
suatu konteks yang digunakan membawa perbedaan terhadap konfigurasi
sistem dan bagaimana cara antar setiap komponen berinteraksi satu sama
lain nya. Sebagai contoh, penggunaan virtual whiteboard sebagai salah
satu inovasi automatic reconfiguration yang menciptakan ilusi
pengaksesan virtual objects sebagai layaknya fisik suatu benda.
Contextual Reconfiguration juga bisa diterapkan pada fungsi sistem
operasi; sebagai contoh: sistem operasi suatu komputer A bisa
memanfaatkan memori komputer lainnya yang berada didekatnya untuk
melakukan back-up data sebagai antisipasi jika power komputer A melemah.
3. Contextual Informations and Commands
Kegiatan manusia bisa diprediksi dari situasi atau lokasi dimana
mereka berada. Sebagai contoh, ketika berada di dapur, maka kegiatan
yang dilakukan pada lokasi tersebut pasti berkaitan dengan memasak. Hal
inilah yang menjadi dasar dari tujuan contextual information and
commands, dimana informasi-informasi tersebut dan perintah yang akan
dilaksanakan disimpan ke dalam sebuah directory tertentu. Setiap file
yang berada di dalam directory berisi locations and contain files,
programs, and links. Ketika seorang user berpindah dari suatu lokasi ke
lokasi lainnya, maka browser juga akan langsung mengubah data lokasi di
dalam directory. Sebagai contoh: ketika user berada di kantor, maka user
akan melihat agenda yang harus dilakukan; ketika user beralih lagi ke
dapur, maka user tersebut akan melihat petunjuk untuk membuat kopi dan
data penyimpanan kebutuhan dapur.
4. Context-Triggered Actions
Cara kerja sistem context-triggered actions sama layaknya dengan
aturan sederhana IF-THEN. Informasi yang berada pada klausa kondisi akan
memacu perintah aksi yang harus dilakukan. Kategori sistem
context-aware ini bisa dikatakan mirip dengan contextual information and
commands, namun perbedaannya terletak pada aturan-aturan kondisi yang
harus jelas dan spesifik untuk memacu aksi yang akan dilakukan.
Sumber : http://helenamayawardhani.wordpress.com/2009/07/17/context-
awareness/
awareness/
Layanan Perbaikan sumber (Resource Discovery Service)
Layanan telematika yang terakhir
adalah layanan perbaikan sumber. Resource Discovery Service (RDS) adalah
sebuah layanan yang berfungsi untuk penemuan layanan utilitas yang
diperlukan. The RDS juga berfungsi dalam pengindeksan lokasi layanan
utilitas untuk mempercepat kecepatan penemuan
Sumber:
http://adhek09.wordpress.com